- Dalam pembuatan larutan HCl 0,1 N dibutuhkan 0,81 ml HCl pekat.
- Standarisasi larutan HCl 0,1 N diperoleh 0,089 N.
- Penentuan kadar Na2CO3 dengan HCl diperoleh 96%.
- Standarisasi larutan HCl 0,1 N ditambah 3 tetes indikator methyl orange sehingga mengalami titrasi diperoleh warna merah berubah menjadi merah muda. Pembuatan Larutan dan Standarisasinya
Kamis, 22 Maret 2012
larutan HCl
larutan HCl
II.1. Larutan
Larutan
didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang
terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya
dapat bervariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan atau padatan. Larutan
encer adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil solute, relatif
terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang
mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut, sedangkan
solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut (Baroroh,
2004).
Pada
umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air, selain air yang
berfungsi sebagai pelarut adalah alkohol amoniak, kloroform, benzena,
minyak, asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak
disebutkan (Gunawan, 2004).
Faktor-faktor
yang mempengaruhi kelarutan yaitu temperatur, sifat pelarut, efek ion
sejenis, efek ion berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh kompleks dan
lain-lain (Khopkar, 2003).
II.2. Konsentrasi Larutan
Untuk
menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi.
Konsentrasi adalah perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah pelarut,
dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah
volume tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan
konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm
serta ditambah dengan persen massa dan persen volume (Baroroh, 2004).
Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu harus diperhatikan:
1. Apabila dari padatan, pahami terlebih dahulu satuan yang diinginkan. Berapa volum atau massa larutan yang akan dibuat.
2.
|
M1 : Konsentrasi larutan sebelum diencerkan
V1 : Volume larutan atau massa sebelum diencerkan
M2 : Konsentrasi larutan setelah diencerkan
V2 : Volume larutan atau massa setelah diencerkan
II.3. Pembuatan Larutan dengan Cara Mengencerkan
Proses
pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan
cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar.
Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang
sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada
pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan dengan
aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh
sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang
dilepaskan sedemikian besar yang dapat menyebabkan air mendadak
mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercik. Jika kita berada di
dekatnya, percikan asam sulfat ini merusak kulit (Brady, 1999).
II.4. Titrasi
Agar titrasi dapat berlangsung dengan baik, yang harus diperhatikan adalah :
1. Interaksi
antara pentiter dan zat yang ditentukan harus berlangsung secara
stoikiometri, artinya sesuai dengan ketetapan yang dicapai dengan
peralatan yang lazim digunakan dalam titrimetri. Reaksi harus sempurna sekurang-kurangnya 99,9 % pada titik kesetaraan.
2. Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan cepat.
Titrasi dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Berdasarkan reaksi;
- Titrasi asam basa
- Titrasi oksidasi reduksi
- Titrasi pengendapan
- Titrasi kompleksometri
2. Berdasarkan titran (larutan standar) yang dipakai;
- Titrasi asidimetri
3. Campuran penetapan akhir;
- Cara visual dengan indikator
- Cara elektromagnetik
4. Berdasarkan kosentrasi;
- Makro
- Semimikro
- Mikro
5. Berdasarkan teknik pelaksaan;
- Tidak langsung
- Titrasi plank
- Titrasi tidak langsung (Keenan, 1999).
III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
Alat-alat
yang digunakan pada percobaan ini adalah gelas piala, gelas ukur, pipet
tetes, pipet ukur, pipet gondok, labu takar dan buret.
B. Bahan
Bahan-bahan
yang digunakan dalam percobaan ini adalah HCl pekat, larutan NaOH 0,1
M, pellet NaOH, larutan HCl 0,1 M, indikator metil merah, indikator
fenoftalein, indikator metil orange dan akuades.
IV. PROSEDUR KERJA
A. Pembuatan dan Pengenceran Larutan HCl
1. Gelas ukur kosong ditimbang dan kemudian dicatat beratnya.
2. Larutan
HCl pekat diambil 4,15 mL dengan pipet tetes, dimasukkan ke dalam gelas
ukur yang telah ditimbang. Dilakukan dalam lemari asam.
3. Labu takar 100 mL yang kosong ditimbang, dicatat beratnya. diisi labu takar tersebut ± 20-25 mL akuades.
4. Perlahan-lahan, dimasukkan HCl pekat yang telah diambil ke dalam labu takar.
5. Ke dalam labu takar ditambahkan akuades hingga tanda batas. Ditutup
labu takar dan dilakukan pengocokan hingga larutan homogen. Ditimbang
berat labu takar yang telah berisi larutan. Larutan yang telah dibuat
dalam tahap ini disebut sebagai Larutan A.
6. Dengan
menggunakan pipet gondok atau pipet ukur. Dipindahkan 20 mL larutan HCl
yang telah dibuat (Larutan A) ke dalam labu takar 100 mL yang baru
7. Ditambahkan
akuades ke dalam labu takar tersebut hingga tanda batas. Larutan HCl
yang telah diencerkan ini disebut sebagai Larutan B.
B. Penentuan Konsentrasi Larutan HCl melalui Titrasi
a. Titrasi dengan Indikator Metil Merah
1. Sebelum digunakan, dibilas buret dengan akuades, kemudian dibilas kembali dengan larutan NaOH yang akan digunakan.
2. Buret diisi dengan larutan NaOH.
3. Dicatat volume awal larutan NaOH dalam buret dengan membaca skala pada meniskus bawah larutan.
4. Dipindahkan
10 mL larutan HCl encer (Larutan B) ke dalam erlenmeyer dengan
menggunakan pipet gondok atau pipet ukur. Ditambahkan indikator metil
merah ke dalam larutan tersebut. Dititrasi larutan dalam erlenmeyer
dengan larutan NaOH di dalam buret hingga terjadi perubahan warna.
5. Dihentikan titrasi, begitu terjadi perubahan warna konstan.
6. Dibaca volume akhir NaOH yang tersisa di dalam buret. Dihitung volume NaOH yang diperlukan untuk titrasi dari selisih volume awal dan volume akhir NaOH dalam buret.
7. Dilakukan titrasi sebanyak 2 kali.
b. Titrasi dengan Indikator Fenoftalein
1. Dilakukan
kembali prosedur titrasi terhadap 10 mL larutan HCl encer (Larutan B)
dengan larutan NaOH 0,1 M, namun dengan menggunakan indikator
fenoftalein.
2. Dibandingkan
hasil yang diperoleh antara perlakuan dengan menggunakan indikator
metil merah dan dengan menggunakan fenoftalein sebagai indikator.
C. Pembuatan Larutan NaOH
1. Ditimbang secara teliti 0,4 gram butiran NaOH menggunakan kaca arloji dan neraca analitik.
2. Begitu
penimbangan selesai dilakukan, dipindahkan NaOH dari gelas arloji ke
dalam gelas beker yang telah berisi 20-25 mL akuades hangat.
3. Diaduk dengan pengaduk kaca hingga seluruh NaOH larut sempurna
4. Dipindahkan larutan dari gelas beker ke dalam labu takar 50 mL.
5. Ditambahkan
akuades hingga tanda batas pada labu takar. Ditutup labu takar,
kemudian dikocok hingga homogen. Larutan yang diperoleh pada tahap ini
disebut sebagai Larutan C.
6. Dengan menggunakan pipet gondok yang sesuai, dipindahkan 25 mL larutan C ke dalam labu takar 100 mL yang baru.
7. Ditambahkan akuades hingga tanda batas. Dikocok hingga homogen. Larutan yang diperoleh disebut Larutan D.
D. Penentuan Konsentrasi Larutan NaOH melalui Titrasi
a. Titrasi NaOH dengan Larutan HCl sebagai Titran
1. Sebelum digunakan, dibilas buret dengan akuades, kemudian dibilas kembali dengan larutan HCl 0,1 M yang akan digunakan.
2. Diisi buret dengan larutan HCl 0,1 M.
3. Dicatat volume awal larutan HCl 0,1 M dalam buret dengan membaca skala meniskus bawah larutan.
4. Dipindahkan 10 mL larutan NaOH encer (Larutan D) ke dalam erlenmeyer dengan menggunakan pipet gondok atau pipet ukur.
5. Ditambahkan 2-3 tetes indikator metil merah ke dalam larutan tersebut.
6. Dititrasi larutan dalam erlenmeyer dengan larutan HCl 0,1 M di dalam buret hingga terjadi perubahan warna.
7. Dihentikan titrasi begitu terjadi perubahan warna konstan.
8. Dibaca volume akhir HCl yang tersisa dalam buret. Dihitung volume HCl yang diperlukan untuk titrasi dari selisih volume awal dan volume akhir HCl dalam buret.
9. Dilakukan titrasi sebanyak 2 kali.
b. Titrasi Larutan HCl 0,1 M dengan Larutan NaOH sebagai Titran
1. Dibilas buret dengan akuades, kemudian dibilas kembali dengan larutan NaOH yang telah dibuat (Larutan D).
2. Diisi buret dengan larutan NaOH encer (Larutan D).
3. Dipindahkan 10 mL larutan HCL 0,1 M ke dalam erlenmeyer dengan menggunakan pipet gondok atau pipet ukur.
4. Ditambahkan 2-3 tetes indikator metil merah ke dalam larutan tersebut.
5. Dititrasi larutan dalam erlenmeyer dengan larutan NaOH encer di dalam buret hingga terjadi perubahan warna.
6. Dihentikan titrasi begitu terjadi perubahan warna konstan.
7. Dihitung volume NaOH yang diperlukan untuk menitrasi larutan HCl tersebut.
8. Dilakukan titrasi sebanyak 2 kali.
9. Dibandingkan
hasil yang diperoleh antara perlakuan dengan larutan HCl 0,1 M sebagai
titran, dan larutan NaOH encer sebagai titran.
HEMATOLOGI3
DAFTAR HARGA LARUTAN LAIN_LAIN Juni 14, 2008
Posted by andi prasetyo in daftar harga LARUTAN.add a comment NO NAMA PRODUK KEMASAN Packing HARGA
1 Alkohol 96% 500 ml Botol 18,000
2 Alkohol 96% 1000 ml Botol 32,500
3 Alkoho) 70% 100 ml Botol 6,000
4 Alkoho) 70% 500 ml Botol 13,000
5 Alkoho) 70% 1000 ml Botol 27,500
6 Asam Acetat glaciale 100 ml Botol 34,000
7 Asam Acetat glaciale 250 ml Botol 77,000
8 Asam Acetat glaciale 1000 ml Botol 290,000
9 Eosin 1% 100 ml Botol 44,000
10 Eosin 1% 250 ml Botol 102,000
11 Eosin 2% 100 ml Botol 84,000
12 Eosin 2% 250 ml Botol 209,000
13 Extran Netral 500 ml Botol 96,000
14 Extran Netral 1000 ml Botol 190,500
15 H2O2 3% 100 ml Botol 10,000
16 H2O2 3% 250 ml Botol 23,500
17 H202 3% 1000 ml Botol 90,000
18 NaCl 0,9% 100 ml Botol 6,000
19 NaCI 0 9% 250 ml Botol 14,500
20 NaCI 0,9% 100 ml Botol 52,000
21 NaOH O,IN 100 ml Botol 6,000
22 NaOH 0 IN 250 ml Botol 15,000
23 NaOH 0 1N 1000 ml Botol 52,000
24 None 100 ml Botol 126,000
25 Pandy 100 ml Botol 37,000
26 TCA 1,2N 500 ml Botol 273,000
27 TCA 1,2N 1000 ml Botol 509,500
28, Ammoium Oxalat 1 X 100 ml Botol 31,000
29 Ammoium Oxalat 1 X 250 ml Botol 75,000
30 Ammoium Oxalat 1 X 1000 ml Botol 149,500
31 Tepol 1000m1 Botol 19,000
Harga dapat berubah sewaktu-waktu tanpn pemberitahuan terlebih dahulu
Frnnko Surabaya
Belum termnsuk PPN 10%
Hal. 4
10 Eosin 1% 250 ml Botol 102,000
11 Eosin 2% 100 ml Botol 84,000
12 Eosin 2% 250 ml Botol 209,000
13 Extran Netral 500 ml Botol 96,000
14 Extran Netral 1000 ml Botol 190,500
15 H2O2 3% 100 ml Botol 10,000
16 H2O2 3% 250 ml Botol 23,500
17 H202 3% 1000 ml Botol 90,000
18 NaCl 0,9% 100 ml Botol 6,000
19 NaCI 0 9% 250 ml Botol 14,500
20 NaCI 0,9% 100 ml Botol 52,000
21 NaOH O,IN 100 ml Botol 6,000
22 NaOH 0 IN 250 ml Botol 15,000
23 NaOH 0 1N 1000 ml Botol 52,000
24 None 100 ml Botol 126,000
25 Pandy 100 ml Botol 37,000
26 TCA 1,2N 500 ml Botol 273,000
27 TCA 1,2N 1000 ml Botol 509,500
28, Ammoium Oxalat 1 X 100 ml Botol 31,000
29 Ammoium Oxalat 1 X 250 ml Botol 75,000
30 Ammoium Oxalat 1 X 1000 ml Botol 149,500
31 Tepol 1000m1 Botol 19,000
Harga dapat berubah sewaktu-waktu tanpn pemberitahuan terlebih dahulu
Frnnko Surabaya
Belum termnsuk PPN 10%
Hal. 4
HARGA LARUTAN MICROBIOLOGY Juni 14, 2008
Posted by andi prasetyo in daftar harga LARUTAN.add a comment NO NAMA PRODUK KEMASAN Packing HARGA
I Aceton Alkohol / gram
100 ml Botol 17,000
2 Aceton Alkohol / Gram 250 ml Botol 38,000
3 Aceton Alkohol / Gram 1000 ml Botol 140,000
4 Carbol Gention Violet/ Gram 100 ml Botol 21,000
5 Carbol Gention Violet/ Gram 250 ml Botol 50,000
6 Carbol Gention Violet! Gram 1000 ml Botol 180,000
7 Fuchsin-Stain / Gram 100 ml Botol 21,000
8 Fuchsin Stain / Gram 250 ml Botol 50,000
9 Fuchsin-Stain / Gram 1000 ml Botol 185,000
MICROBIOLOGY
10 Lugol /Gram 100 ml Botol 8,000
11 Lugol / Gram 250 ml Botol 19000.
12 Lugol / Gram 1000 ml Botol 71,000
13 Gram set 100 ml Botol 64,500
14 Gram set 250 ml Botol 154,000
15 Carbol Fuchsin / ZN 100 ml Botol 25,000
16 Carbol Fuchsin / ZN 250 ml Botol 60,000
17 HCL Alkohol 3% / ZN 100 mi Botol 9,000
18 HCL Alkohol 3% / ZN 250 ml Botol 22,000
19 HCL Alkohol 5% 100 ml Botol 16,000
20 HCL Alkohol 5% 250 ml Botol 38,000
21 Methylen Blue 0,1% i()0 ml Botol 8,000
22 Methylen Blue 0,1% 250 ml Botol 18,000
23 Methylen Blue 0,25% / ZN 100 ml Botol 15,500
24 Methylen Blue 0,25% / ZN 250 ml Botol 37,000
25 ZN set 100 ml Botol 47,000′
26 ZN set 250 ml Botol 112,500
27 Kinyoun Stain 100 ml Botol 115,000
28 Kinyoun Stain 250 ml Botol 258,500
29 Gabbet 100 ml Botol 16,000
30 Gabbet 250 ml Botol 38,000
31 KOH 10% 100 ml Botol 8,500
32 KOH 10% 100 ml ~ Botol 19,000
33 KOH 10% 250 ml Botol 46,000
34 Neisser Stain A 100 ml Botol 8,000
35 Neisser Stain A 250 ml Botol 19,000
36 Neisser Stain 8 100 ml Botol 10,000
37 Neisser Stain B 250 ml Botol 24,500
38 Neisser Stain C 100 ml Botol 55,000
39 Neisser Stain C 250 ml Botol 131,500
Hal. 3
11 Lugol / Gram 250 ml Botol 19000.
12 Lugol / Gram 1000 ml Botol 71,000
13 Gram set 100 ml Botol 64,500
14 Gram set 250 ml Botol 154,000
15 Carbol Fuchsin / ZN 100 ml Botol 25,000
16 Carbol Fuchsin / ZN 250 ml Botol 60,000
17 HCL Alkohol 3% / ZN 100 mi Botol 9,000
18 HCL Alkohol 3% / ZN 250 ml Botol 22,000
19 HCL Alkohol 5% 100 ml Botol 16,000
20 HCL Alkohol 5% 250 ml Botol 38,000
21 Methylen Blue 0,1% i()0 ml Botol 8,000
22 Methylen Blue 0,1% 250 ml Botol 18,000
23 Methylen Blue 0,25% / ZN 100 ml Botol 15,500
24 Methylen Blue 0,25% / ZN 250 ml Botol 37,000
25 ZN set 100 ml Botol 47,000′
26 ZN set 250 ml Botol 112,500
27 Kinyoun Stain 100 ml Botol 115,000
28 Kinyoun Stain 250 ml Botol 258,500
29 Gabbet 100 ml Botol 16,000
30 Gabbet 250 ml Botol 38,000
31 KOH 10% 100 ml Botol 8,500
32 KOH 10% 100 ml ~ Botol 19,000
33 KOH 10% 250 ml Botol 46,000
34 Neisser Stain A 100 ml Botol 8,000
35 Neisser Stain A 250 ml Botol 19,000
36 Neisser Stain 8 100 ml Botol 10,000
37 Neisser Stain B 250 ml Botol 24,500
38 Neisser Stain C 100 ml Botol 55,000
39 Neisser Stain C 250 ml Botol 131,500
Hal. 3
HARGA LARUTAN DARAH RUTIN Juni 14, 2008
Posted by andi prasetyo in daftar harga LARUTAN.add a comment NO NAMA PRODUK KEMASAN Packing HARGA
1 EDTA 10% Solution 100 ml Botol 35,000
2 EDTA 10% Solution 250 ml Botol 82,500
3 EDTA Powder 10 gr Botol 22,500
4 EDTA Powder 25 gr Botol 50,000
5 EDTA Powder 100 gr Botol 185,000
6 Emertion Oil 30 ml Botol 84,000
7 Emertion Oil 50 ml Botol 140,000
8 Emertion Oil 100 ml Botol 250,000
9 Formalin 10% 100 ml Botol 11,000
10 Formalin 10% 250 ml Botol 23,000
11 Giemsa Buffer 100 ml Botol 11,000
HEMATOLOGI2
Hematologi adalah cabang ilmu kesehatan yang mempelajari darah, organ
pembentuk darah, dan penyakitnya. Pengujian yang sering dilakukan untuk
menyelidiki masalah hematologi terdiri dari : Hitung darah lengkap,
film darah, biopsi jaringan tulang.
Reagen untuk pemeriksaan darah rutin
1). Turk (untuk hitung leukosit)
Terdiri dari : 0,5 ml Asam asetat (asam cuka) glasial
1 ml kristal violet 1 %
100 ml Aquadest
Cara kerja :
• Buat larutan kristal violet 1% : 1 gr Kristal violet dilarutkan dalam 100 ml aquadest.
• Ke dalam 100 ml aquadest dalam gelas kimia, tambahkan dengan pipet 0,5 ml asam asetat glasial dan 1 ml larutan kristal violet diatas.
2). Hayem ( Untuk hitung eritrosit)
Terdiri dari : 1 gr NaCl (natrium chlorida/sodium chlorida)
0,5 gr HgCl2 (sublimat/mercury chlorida)
5 gr Na2SO4 ( natrium sulfat/sodium sulfat)
200 ml aquadest
Cara Kerja :
• Timbang masing-masing zat, masukan kedalam gelas kimia 250 ml.
• Tambahkan 200 ml aquadest sedikit demi sedikit, larutkan sampai semua zat terlarut, kemudian tepatkan sampai 200 ml.
3). BCB (untuk hitung retikulosit)
Terdiri dari : 0,1 gr Brilliant Cressyl Blue
9,9 ml NaCl fisiologis (0,85 – 0,9 %)
Cara Kerja :
• Buat NaCl fisiologis dengan cara menimbang 0,85 gr NaCl dan dilarutkan dalam 100 ml aquadest.
• Timbang 0,1 gr BCB, larutkan dalam 9,9 ml NaCl fisiologis diatas.
4). Reiss Ecker (untuk hitung trombosit)
Terrdiri dari : 3,8 gr Natrium sitrat
0,1 gr BCB
0,2 ml Formalin
100 ml aquadest
Cara kerja :
• Timbang Natrium sitrat dan BCB, masukan kedalam gelas kimia.
• Masukan 100 ml aquadest sedikit-sedikit sampai diaduk sampai semua zat larut.
• Dengan pipet ukur masukan 0,2 ml Formalin.
• Aduk rata, saring sebelum digunakan.
5). HCl 0,1 (untuk Hemoglobin)
Cara Kerja :
• Ukur 1000 ml akuadest, masukan kedalam gelas kimia.
• Pipet (jangan di hisap!) 8,3 ml HCl pekat (12 N) Masukan kedalam akuadest diatas, aduk rata.
• Kerjakan diruang asam.
6). Giemsa & Wright (untuk diff count/macam leukosit)
Terdiri dari : 0,1 gr Giemsa stain
0,9 gr Wright stain
291 ml methanol (metil alkohol)
9 ml Glycerin (glicerol)
Cara Kerja :
• Timbang Giemsa stain dan Wright stain, masukkan kedalam gelas kimia.
• Larutkan dalam methanol sedikit demi sedikit.
• Pipet 9 ml glycerol, tambahkan kedalamnya.
• Pindahkan semua larutan dan zat kedalam botol.
• Simpan di waterbath (penagas air) suhu 370C selama 1 bulan 1 jam sebelum digunakan.
Buffer Wright (pH 6,4) untuk mengencerkan.
Terdiri dari : 6,63 gr KH2PO4 (Kalium dihidrogen sulfat)
2,56 gr Na2HPO4 (dinatrium hirogen fosfat)
1000 ml akuadest
Cara Kerja :
• Timbang masing-masing zat, masukan kedalam gelas kimia
• Larutkan dengan akuadest sedikit-sedikit sampai larut.
7). EDTA 10 % (Untuk anti koagulan)
Cara kerja :
• Timbang 10 gr EDTA (titriplex III), masukan kedalam gelas kimia.
• Larutkan dengan Akuadest sampai 100ml.
8). Von Dungern (untuk hitung eosinofil)
Terdiri dari : 8 ml Akuadest
1 ml aceton
1 ml eosin 1%
Cara kerja :
• Buat larutan eosin 1% ( timbang 1 gr eosin dilarutkan dengan 100ml akuadest).
• Kedalam gelas kimia, masukan berturut-turut dengan menggunakan pipet, aquadest, aceton, dan larutan eosin.
• Aduk sampai tercampur sempurna, simpan di lemari es
Reagen untuk pemeriksaan darah rutin
1). Turk (untuk hitung leukosit)
Terdiri dari : 0,5 ml Asam asetat (asam cuka) glasial
1 ml kristal violet 1 %
100 ml Aquadest
Cara kerja :
• Buat larutan kristal violet 1% : 1 gr Kristal violet dilarutkan dalam 100 ml aquadest.
• Ke dalam 100 ml aquadest dalam gelas kimia, tambahkan dengan pipet 0,5 ml asam asetat glasial dan 1 ml larutan kristal violet diatas.
2). Hayem ( Untuk hitung eritrosit)
Terdiri dari : 1 gr NaCl (natrium chlorida/sodium chlorida)
0,5 gr HgCl2 (sublimat/mercury chlorida)
5 gr Na2SO4 ( natrium sulfat/sodium sulfat)
200 ml aquadest
Cara Kerja :
• Timbang masing-masing zat, masukan kedalam gelas kimia 250 ml.
• Tambahkan 200 ml aquadest sedikit demi sedikit, larutkan sampai semua zat terlarut, kemudian tepatkan sampai 200 ml.
3). BCB (untuk hitung retikulosit)
Terdiri dari : 0,1 gr Brilliant Cressyl Blue
9,9 ml NaCl fisiologis (0,85 – 0,9 %)
Cara Kerja :
• Buat NaCl fisiologis dengan cara menimbang 0,85 gr NaCl dan dilarutkan dalam 100 ml aquadest.
• Timbang 0,1 gr BCB, larutkan dalam 9,9 ml NaCl fisiologis diatas.
4). Reiss Ecker (untuk hitung trombosit)
Terrdiri dari : 3,8 gr Natrium sitrat
0,1 gr BCB
0,2 ml Formalin
100 ml aquadest
Cara kerja :
• Timbang Natrium sitrat dan BCB, masukan kedalam gelas kimia.
• Masukan 100 ml aquadest sedikit-sedikit sampai diaduk sampai semua zat larut.
• Dengan pipet ukur masukan 0,2 ml Formalin.
• Aduk rata, saring sebelum digunakan.
5). HCl 0,1 (untuk Hemoglobin)
Cara Kerja :
• Ukur 1000 ml akuadest, masukan kedalam gelas kimia.
• Pipet (jangan di hisap!) 8,3 ml HCl pekat (12 N) Masukan kedalam akuadest diatas, aduk rata.
• Kerjakan diruang asam.
6). Giemsa & Wright (untuk diff count/macam leukosit)
Terdiri dari : 0,1 gr Giemsa stain
0,9 gr Wright stain
291 ml methanol (metil alkohol)
9 ml Glycerin (glicerol)
Cara Kerja :
• Timbang Giemsa stain dan Wright stain, masukkan kedalam gelas kimia.
• Larutkan dalam methanol sedikit demi sedikit.
• Pipet 9 ml glycerol, tambahkan kedalamnya.
• Pindahkan semua larutan dan zat kedalam botol.
• Simpan di waterbath (penagas air) suhu 370C selama 1 bulan 1 jam sebelum digunakan.
Buffer Wright (pH 6,4) untuk mengencerkan.
Terdiri dari : 6,63 gr KH2PO4 (Kalium dihidrogen sulfat)
2,56 gr Na2HPO4 (dinatrium hirogen fosfat)
1000 ml akuadest
Cara Kerja :
• Timbang masing-masing zat, masukan kedalam gelas kimia
• Larutkan dengan akuadest sedikit-sedikit sampai larut.
7). EDTA 10 % (Untuk anti koagulan)
Cara kerja :
• Timbang 10 gr EDTA (titriplex III), masukan kedalam gelas kimia.
• Larutkan dengan Akuadest sampai 100ml.
8). Von Dungern (untuk hitung eosinofil)
Terdiri dari : 8 ml Akuadest
1 ml aceton
1 ml eosin 1%
Cara kerja :
• Buat larutan eosin 1% ( timbang 1 gr eosin dilarutkan dengan 100ml akuadest).
• Kedalam gelas kimia, masukan berturut-turut dengan menggunakan pipet, aquadest, aceton, dan larutan eosin.
• Aduk sampai tercampur sempurna, simpan di lemari es
HEMATOLOGI
CARA MENGUJI MUTU LARUTAN GIEMSA
Diposkan oleh chitunk abu haidar on Rabu, 13 Juli 2011
Didalam
zat warna Giemsa terdapat tiga macam zat yaitu : Eosin, metilin blue
dan metilin azur yang masing-masing berwarna merah, biru dan ungu. Cara
sederhana dan mudah untuk menguji Giemsa didasarkan atas ada tidaknya
ketiga zat warna tersebut ketika diuraikan. Giemsa yang baik akan
mengeluarkan ketiga warna tersebut.
Untuk mengujinya kita hanya memerlukan metil alkohol dan kertas saring ( Whatman No.2), yang dikerjakan sebagai berikut :
- Letakan kertas saring mendatar di atas petri disk atau gelas minum; bagian tengah dari permukaan bawah kertas saring tak boleh menyentuh sesuatu.
- Teteskan 1-2 tetes Giemsa pada kertas saring tersebut, lalu biarkan sebentar sampai Giemsa meresap dan melebar.
- Teteskan 3-5 tetes Metil Alkohol absolut di pertengahan bulatan Giemsa tersebut tetes demi tetes dengan jarak waktu beberapa detik, sampai garis tengah Giemsa menjadi 5-7 cm.
Jika Giemsa tersebut baik , maka terlihat gambaran sebagai berikut:
- Pada pinggir paling luar , terdapat lingkaran tipis berwarna merah (Eosin).
- Setelah itu terdapat lingkaran cincin yang lebar berwarna ungu (metilin Azur).
- Ditengah terdapat bulatan berwarna biru ( Metilin blue).
.
Langganan:
Postingan (Atom)